!doctype html>
| Famili | Fabaceae |
| Genus | Acacia |
| Nama Ilmiah | Acacia decurrens |
| Nama Umum | Acacia decurrens |
| Nama Lokal | Akasia gunung, Cemara gunung |
| Jenis Daun | Belum Teridentifikasi |
| Jenis Periode Berdaun | Belum Teridentifikasi |
| Kerapatan Cabang | Belum Teridentifikasi |
| Jenis Batang | Belum Teridentifikasi |
| Jenis Akar | Belum Teridentifikasi |
| Bentuk Kelopak Bunga | - |
| Warna Bunga | - |
| Jumlah Kelopak Bunga | - |
| Periode Berbunga | - |
| Kegunaan Spesies | Belum Teridentifikasi |
| Deskripsi | Acacia Decurrens Willd memiliki habitus perdu dengan tinggi 3-8 m. batangnya berkayu, bulat, bercabang dengan diameter 20-30 cm berwarna hijau kotor. Daunnya bersifat majemuk, menyirip ganda, tersebar, panjang tangkainya ± 1 cm berwarna hijau. Bunganya majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, bulat, panjang tangkainya ± 50 mm berwarna kuning. Buahnya adalah polong yang bersifat majemuk, ketika masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna coklat kehitaman. Selain itu akarnya bersifat tunggang dan berwarna putih kotor. Daun dan batang Acacia Decurrens Willd mengandung saponin, flavonoida dan tannin. Daun Acacia decurrens berkhasiat sebagai obat mencret. Cairan yang keluar dari kayu setelah dibakar berguna untuk menghilangkan bekas luka, kulit batangnya untuk bahan baku penyamak kulit. |
| Ekologi | - |
| Foto Kenampakan |